Tampilkan postingan dengan label Geologi Struktur. Tampilkan semua postingan

Analisis Struktur Cpht 1 : Dasar Proyeksi Stereografis

      Pada postingan kali ini admin akan membahas lebih dalam lagi mengenai proyeksi stereografis yakni bagaimana sebuah bidang dan garis dengan orientasi tertentu terproyeksikan dalam proyeksi stereografis. Pemahaman mengenai dasar proyeksi dapat mempermudah sobat geologi dalam mempelajari teknik-teknik dalam proyeksi stereografis yang akan admin share pada postingan selanjutnya. Sebelum membahas mengenai dasar proyeksi stereografis, untuk mempermudah pemahaman sobat, admin menganjurkan untuk menguasai materi mengenai unsur-unsur geometri dalam struktur geologi dan jenis-jenis proyeksi stereografis yang telah admin bahas pada postingan sebelumnya. Kedua materi tersebut memilki keterkaitan erat dengan materi yang akan kita bahas. 

      Proyeksi stereografis memproyeksikan orientasi titik, garis dan bidang dalam ruang tiga dimensi kedalam dua dimensi menggunakan stereonet. Hasil proyeksinya disebut seterogram. Stereonet merupakan proyektor berbentuk lingkaran, seperti bola bumi stereonet memiliki kutub, garis meridian dan garis ekuator. Garis membujur pada stereonet disebut small circle sedangkan garis melintang disebut great circle. Kutub utara merupakan titik teratas dari seteronet, sementara itu titik terbawah berada pada titik paling bawah. Lingkaran primitif atau disebut primitive circle lingkaran terluar stereonet. Garis ekuator adalah garis melintang yang membagi dua sisi utara dan selatan kedalam bagian yang sama. 


Bagian-bagian stereonet dan  Pembagian sudut dalam stereonet

(a) Bagian-bagian stereonet (b) Pembagian sudut dalam stereonet


       Grid-grid pada stereonet dibagi menjadi dua dengan interval 10 derajat   disepanjang lingkaran primitif dan garis equator.  Grid pada lingkaran primitif bernilai 0-360 derajat dihitung dari kutub utara sedangkan garis equator bernilai 0-90 derajat dihitung dari kedua sisi tepi menuju pusat lingkaran stereonet. Strike dan Bearing di baca disekitar lingkaran primitiv, sedangkan dip dan plunge dibaca disekitar garis ekuator. 

.

Perhatikan gambar diatas, mari kita membuat beberapa analogi :
1.    Bidang OAPE pada gambar diatas dapat kita analogikan sebuah bidang perlalapisan batuan yang telah mengalami struktur.  Bidang OAEP memilki alititude yang terdiri dari trend pada  OA tehadap arah uatra (N) dan inklinasi/dip/plunge pada OE terhadap OG, serta apparent dip yang memiliki tend pada OH dan plunge pada OC terhadap OH.
2.    Garis OB yang terletak pada bidang OAPE pada gambar diatas dapat kita analogikan sebuah liniasi perlalapisan batuan.  Garis OB memilki pitch terhadap OA pada OB, Plunge pada OB terhadap OF dan Trend pada OF tehadap arah utara (N).

Perhatikan hasil proyeksi spherichal dan proyeksi stereografis bidang dan garis diatas pada gambar dibawah ini:

Hasil proyeksi spherical bidang OAPE

Hasil proyeksi stereografis/stereogram bidang OAPE

Berdasarkan hasil proyeksi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1.    Sebuah bidang pada stereonet akan terproyeksikan sebagai garis pada great circle, strike / trend dihitung disepanjang lingkaran primitif dari kutub utara searah jarum jam,  sedangkan dip dihitung sejajar ekuator dari tepi lingkaran menuju pusat lingkaran.
2.    Sebuah garis pada stereonet akan terproyeksikan sebagai titik dengan trend dan pitch  dihitung disepanjang lingkaran primitif dari kutub utara utara searah jarum jam sedangkan plunge dihitung sejajar ekuator dari tepi lingkaran menuju pusat lingkaran.
3.    Sebuah garis yang terletak pada suatu bidang (misalnya liniasi) pada stereonet akan terproyeksikan sebagai sebuah titik pada great circle hasil proyeksi bidang dimana garis tersebut berada.

Sekian ilmu yang dapat admin bagikan hari ini, pada postingan selanjutnya admin akan menulis tentang  cara memproyeksikan elemen-elemen geometri berupa garis dan bidang kedalam stereonet.
Have a nice day sobat, :)


Minggu, 03 Mei 2015
Posted by Unknown

Proyeksi Stereografis dalam Analisis Struktur

      Proyeksi stereografis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam menganalisis struktur geologi. Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari permukaan sebuah bola sebagai tempat orientasi geometri bidang dan garis (Ragan, 1985).   Proyeksi stereografis memproyeksikan garis dan bidang  kedalam bidang proyeksi biasanya berupa permukaan setengah bola bagian bawah (lower hemisphere).  Proyeksi stereografis dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan geometri berupa besaran arah dan sudut dalam analisa geomoetri struktur geologi karena proyeksi ini dapat menggambarkan geometri kedudukan atau orientasi bidang dan garis dalam bidang proyeksi yang digunakan.


Proyeksi stereografis terdiri dari beberapa macam, antara lain :

    Equal angle projection
    Equal area projection
    Orthogonal projection
    Polar projection

1.  Equal angle projection
      

            Proyeksi equal angle  lebih umum disebut dengan proyeksi stereografis. Proyeksi ini dibuat berdasarkan pembagian sama sudut dari garis yang ditarik melalui Zenith ke setiap titik pada lingkaran besar , yang proyeksinya pada bidang equator berupa stereogram. Dengan memproyeksikan berbagai bidang dengan jurus Utara – Selatan dengan arah kemiringan ke Barat dan ke Timur akan di dapat berbagai jaring meridian.  Hasil penggambaran pada bidang proyeksi disebut stereogram. Pada stereogram terdapat dua pola lingkaran, yaitu yang membujur N-S disebut lingkaran besar dan yang melintang E-W disebut lingkaran kecil. Hasil proyeksi equal angle dikenal dengan wulf nett.


Proyeksi equal angle sebuah bidang
Wulf nett

2.  Equal area projection
      

          Proyeksi equal area merupakan proyeksi yang akan menghasilkan jarak titik pada bidang proyeksi yang sama dan sebanding dengan sebenarnya. Hasil dari equal area projection adalah suatu stereogram yang disebut dengan Schmidt Net.  Proyeksi ini lebih umum digunakan dalam analisis data statistik karena kerapatan hasil ploting menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Schmidt Net

Proyeksi Equal Area

3. Orthogonal Projection

           Pada  proyeksi orthogonal titik-titik pada permukaan bola diproyeksikan tegak lurus pada bidang proyeksi, sehingga hasilnya kebalikan dari equal angle projection, yaitu lingkaran besar akan semakin renggang ke arah pusat. Stereogram dari proyeksi ini dikenal dengan Orthographic Net.



Proyeksi Orthogonal

4. Proyeksi Kutub

          Dengan proyeksi kutub (polar), baik garis maupun bidang digambarkan sebagai titik. Bila garis maka proyeksinya adalah proyeksi titik tembus garis tersebut dengan permukaan bola.  Polar net ini diperoleh dari equal area projection, sehingga apabila akan mengembalikan proyeksi kutub yang berupa titik ke dalam bidang (lingkaran besar) harus digunakan Schmidt Net.  Stereogram proyeksi kutub dinamakan Polar Net atau Billings Net


 
Proyeksi Kutub

Polar Net atau Billings Net.

       Proyeksi stereografi dapat membantu kita didalam menganalisis struktur- struktur geologi dan permasalahan- permasalahan yang berhubungan dengan geometri struktur geologi. Misalnya untuk menginterpretasikan arah tegasan yang bekerja pada suatu area dengan menggunakan perhitungan arah kekar yang dominan secara statistik, menginterpretasikan plunge dari sebuah lipatan, menginterpretasikan jenis sesar dari data kekar ataupun arah garis gores (slicken line) yang terdapat pada singkapan batuan yang ada dilapangan.


Kamis, 30 April 2015
Posted by Unknown

Unsur-unsur Geometri Struktur Geologi

      Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Salah satu cara menganalisa struktur adalah menganalisa secara geometri. Prinsip geometri suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan atau orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara satu dan lainnya dapat di deskripsikan. Suatu bidang atau garis harus mempunnyai komponen kedudukan(attitude), yang umumnya dinyatakan dalam kordinat grafis, arah dan besaran kecondongan(inklinasi).

      Geometri unsur struktur pada dasarnya terdiri dari dua unsur, yaitu : geometri bidang atau struktur bidang. biasanya membahas tentang bidang perlapisan, kekar, sesar, foliasi, sumbu lipatan, dan lain-lain. Serta geometri garis atau struktur garis, meliputi gores-garis, liniasi, perpotongan dua bidang, dan lain-lain.
  
1. Struktur Bidang

      Struktur bidang dalam geologi struktur  terdiri dari  struktur bidang riil dan struktur bidang semu. Struktur bidang riil ini merupakan struktur yang bentuk dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan. Bidang perlapisan, bidang ketidakselarasan, bidang sesar, foliasi, serta kedudukan bidang yang terlipat merupakan struktur bidang riil. Sedangkan struktur semu merupakan struktur yang bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui dari hasil analisa struktur bidang riil yang lainnya, contoh struktur bidang semu adalah bidang poros lipatan.   

 Dalam struktur bidang dikenal istilah-istilah, antara lain :
  1. Kedudukan(attitude) adalah batasan umum untuk orientasi dari bidang atau garis didalam ruang umumnya dihubungkan dengan koordinat geografi dan bidang horizontal , dan terdiri komponen arah dan kemiringan.
  2. Arah (trend) adalah arah dari suatu bidang horizontal, umumnya dinyatakan dengan azimuth atau besaran sudut horizontal dengan garis tertentu (Bearing). Kecondongan (inclination) adalah sudut vertikal yang diukur kearah bawah dari bidang horizontal ke suatu bidang atau garis dan apabila diukur pada bidang yang tidak tegak lurus strike disebut kemiringan semu(Apperent dip).
  3. Jurus (Strike) adalah arah garis horizontal yang terletak pada bidang miring Kemiringan
  4. Dip adalah sudut terbesar dari suatu bidang miring, yang diukur tegak lurus jurus. 



Unsur-unsur dalam Struktur Geologi

2. Struktur Garis

      Struktur garis adalah elemen geometri yang ditarik dari sebuah titik yang bergerak dan panjangnya hanya sepanjang jejak dan titik tersebut. Struktur garis tersebut bisa berupa garis lurus, garis lengkung maupun garis patah 
Dalam struktur bidang dikenal istilah-istilah, antara lain :
  1. Plunge yakni  sudut vertikal antara sebuah garis dengan proyeksi garis tersebut pada
    bidang horisontal.
  2. Trend yakni  jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah
    penunjaman garis tersebut.
  3. Pitch yakni sudut antara garis dengan jurus dari bidang yang memuat garis tersebut.





Posted by Unknown

Popular Post

- Copyright © Keybedd 12 -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -